Ayah...
Saat Kau siapkan sapu tangan
Bukan berarti kau mempersiapkan kami anakmu jadi cengeng dengan air mata
Kau membangunkan kami istana dengan ilmu bukan dengan otot dan nafsu
Agar kelak istana ini kekal buat masa depan kami dalam melangkah
Dan saat terpuruk
Ayah...
Saat gelap malam tiba
bukan dongeng dan nyayian merdu yang terdenger untuk meninabobokan kami anakmu
kau tak pernah tau cara itu
karna ayah hanya tau caranya melindungi kami dari serangan monster yang hadir dalam mimpi-mimpi dengan dekap hangat ragamu
Ayah tak pernah meneteskan air mata saat mendengar...
“Kakak Juara umum di sekolah... ayah”
“Kakak diterima kuliah ditempat favorit ... ayah”
“Kakak besok diwisuda dan siap Jadi Sarjana.... ayah”
“Kakak diterima bekerja di pulau sebrang... Ayah”
Bukan berarti kau tidak Bahagia
Hanya saja kau sangat tegar dalam senyum haru dan berkata
“anak ku sudah tumbuh dan siap menerima tanggung jawab dipundaknya”
Selamat jalan ayah..
Waktu memang terbatas untuk mu mendampingi kami anak-anakmu di dunia ini
Hanya doa untuk jalanmu menuju sorga kami panjatkan
Agar kelak kami bisa membuatmu tersenyum dan bangga di Atas sana
Selamat Jalan ayah (10-5-2012)
And your memory live on #Dad
Sebuah tulisan karya Robby Hamsun